Hari Dunia Menentang Pekerja Anak (HDMPA) 2024

DIGRA.ID – Hari Dunia Menentang Pekerja Anak (HDMPA) Tahun 2024.  (IST/DSK)

Tanggal 12 Juni setiap tahunnya menjadi agenda internationl yang diperingati sebagai Hari Dunia Menentang Pekerja Anak-HDMPA (World Day Against Child Labour – WDACL). Sejak diluncurkan pertama kalinya oleh Organisasi Internasional untuk Perburuhan (ILO) pada tahun 2002, peringatan HDMPA telah menjadi momentum untuk refleksi seluruh pemangku kepentingan dalam upaya penghapusan pekerja anak. Peringatan HDMPA tahun 2024 mengusung tema “Saatnya Mewujudkan Komitmen Kita: Akhiri Pekerja Anak”. Tema ini dipilih tentunya untuk memastikan agenda-agenda disetiap negara yang telah berkomitmen penghapusan pekerja anak melalui ratifikasi Konvensi ILO Nomor 138 dan Konvensi ILO 182, serta komitmen-komitmen lainnya yang telah di agendakan dalam program-program strategis nasional untuk penghapusan pekerja anak dapat diwujudkan dalam aksi nyata.

Direktur Ketenagakerjaan Bappenas, Dr. Nur Hygiawati Rahayu yang akrab dipanggil Ibu Yuke, selaku Koordinator Nasional PAACLA Indonesia menyampaikan “Dukungan ini menjadi bukti bahwa kemitraan untuk penanggulangan pekerja anak telah menjadi komitmen bersama. Karena kunci dari keberhasilan kita dalam penanggulangan pekerjaan adalah kemitraan atau kolaborasi. PAACLA sebagai wadah dari kemitraan multipihak akan berupaya merangkul lebih banyak pihak untuk terlibat dalam aksi-aksi selanjutnya, tidak hanya terbatas pada event HDMPA ini saja, namun lebih konkrit lagi dalam program-program di komunitas yang berkelanjutan.”

“Pada momentum HDMPA 2024 ini, PAACLA Indonesia dan JARAK mengajak dan mendorong semua pihak, baik pemerintah, organisasi masyarakat sipil, UN, INGOs, sektor bisnis dan berbagai pihak lainnya, untuk menunjukkan kemajuan dan komitmen bersama dalam penghapusan pekerja anak, menuju Generasi Indonesia Emas 2045”, tegasnya lebih lanjut.

Isu pekerja anak memang masih menjadi permasalahan global, jumlah pekerja anak secara global menurut ILO pada tahun 2021 diperkirakan masih ada sekitar 160 juta anak. Sementara itu di Indonesia, pada tahun 2021 terdapat sekitar 3,36 juta anak usia 10-17 tahun yang bekerja. Dari jumlah tersebut terdapat sekitar 1,05 juta anak berada dalam katagori pekerja anak yang dilarang dalam Undang-undang Ketenagakerjaan. Lebih dari separo jumlah pekerja anak (58,5% atau sekitar 817 ribu anak) berada di perdesaan.

Menjelang puncak peringatan HDMPA 12 Juni 2024, PAACLA Indonesia dan JARAK berkolaborasi dengan berbagai pihak menyelenggarakan HDMPA tingkat nasional dan daerah. Ditingkat nasional, penyelenggaraan HDMPA di pusatkan di Eco Park Tebet, Jakarta Selatan. Kegiatan yang diselenggarakan hari minggu, 9 Juni 2024. Peringatan HDMPA memilih pada hari libur agar kemeriahan HDMPA dapat dikuti oleh banyak anak-anak serta masyarakat umum yang datang di taman kota Tebet Eco Park. Acara HDMPA di Jakarta dihadiri lebih dari 200 peserta, yang terdiri dari komunitas-komunitas anak yang ada di Jabodetabek seperti komunitas Teman Baik, Jala Samudra Mandiri, ErKa, KDM Bekasi, ErBe, KOMPAK, YPSI Banten, Forum Anak Nasional, Forum Anak Jakarta, YDI-Bekasi, dan komunitas-komunitas lainnya.

Selain dihadiri komunitas anak, HDMPA tingkat Nasional juga dihadiri Kementerian/Lembaga yaitu Kementerian Koordinator Bidang PMK, BAPPENAs, Kementerian Ketenagakerjaan, Kementerian PPPA, Komisi Perlindungan Anak Indonesia, dan Perwakilan Akademisi dari Universitas Indonesia. Turut hadir juga sejumlah perusahaan dan lembaga anggota/stakeholders PAACLA Indonesia dan JARAK, diantaranya Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI), PT. Minamas Tbk, PT.Wilmar Group, PT.MAXI, PT. Veolia, IPRO, PKPA, YKAI, Ecpat Indonesia, Gugah Nurani Indonesia, dan PKPA Medan. Dan tidak kalah pentingnya, HDMPA 2024 ini didukung oleh media patner, TEMPO Media dan Jurnalis Berkebangsaan.

Tujuan dari penyelenggaraan HDMPA tahun 2024 ini untuk menguatkan komitmen dan peranan berbagai pihak untuk terlibat dalam penanggulangan pekerja anak. Memberikan sarana bagi berbagai pihak untuk menyampaikan praktik baik dalam penanggulangan pekerja anak. Membuka ruang kreativitas bagi anak untuk terlibat dalam kampanye penanggulangan pekerja anak. Ada banyak kegiatan yang tersaji, antara lain Speak-up dari para perwakilan peserta, antraksi seni dan budaya, edukasi tentang penghapusan pekerja anak, pohon harapan, tandatangan komitmen, dan juga berbagai hadiah hiburan. Acara dimulai pukul 08.00 wib dan berakhir pada pukul 12.30 wib.

Sanggar Seni Merpati : Ajarkan Disiplin dan Kreatif Melalui Seni Tari

Sanggar Seni Merpati : Ajarkan Disiplin dan Kreatif Melalui Seni Tari
Sanggar Seni Merpati : Ajarkan Disiplin dan Kreatif Melalui Seni Tari
DIGRA.ID – Sanggar Seni Merpati Ajarkan Disiplin dan Kreatif Melalui Seni Tari. (IST/HeavenlyIndonesia)

Lembaga Kursus dan Pelatihan (LKP) Sanggar Tari Merpati yang berpusat di Desa Tambaksari, Kecamatan Blora. Menggelar pentas seni tari di Taman Mustika Blora, Minggu (6/5).

Pimpinan LKP Sanggar Merpati Blora Umi Ardiyah, SPd mengungkapkan pembinaan seni tari dan penerimaan raport dilaksanakan sudah dua tahun berjalan.

“Kami buka tiga kelas, yakni kelas dasar, kelas terampil dan kelas mahir. Saat ini kami sudah buka cabang di wilayah kecamatan Jepon, meski baru setahun berjalan namun cukup mendapat respon dari warga masyarakat . Tujuannya untuk membangkitkan rasa cinta dan suka menari bagi anak-anak. Khususnya tari tradisional Blora,” ujarnya.

Melalui seni tari, kata dia, bisa melatih kedisiplinan dan kesabaran serta kreativitas bagi anak-anak.

“Dan yang tidak kalah penting adalah upaya pelestarian seni tradisi. Satukan aksi, ekspresikan diri melalui seni budaya tari, ” kata dia.

Pada kesempatan yang sama Kepala Seksi PAUD Dinas Pendidikan Kab. Blora Supriyadi dalam sambutannya mengapresiasi geliat dan upaya yang telah ditempuh oleh LKP Sanggar Merpati Blor adalam upaya pelestarian seni tradisi melalui seni tari di Kabupaten Blora.

“Seni tari menurut hemat kami, adalah bagian dari pendidikan keluarga yang harus ditingkatkan agar anak mempunyai kreativitas dan prestasi. Semoga kegiatan dari LKP Sanggar Merpati ini tiap tahun terus menngkat dan berjalan terus,” ujarnya.

LIHAT VIDEO : SANGGAR SENI MERPATI❗TAMBAKSARI BLORA❗

Ia menyebut, tari kalau tidak dijiwai mungkin kurang enak dilihat.

“Jadi melalui pelatihan khusus seperti di Sanggar Merpati ini, kami nilai sangat baik,” imbuhnya.

Adapun yang menampilkan tari pada acara tersbut sebanyak 73 anak, terdiri siswa Kelompok Bermain/PAUDm SD, SMP, SMA/SMK yang tergabung di LKP Sanggar Tari Tambaksari dan Jepon.

Beberapa tari yang ditampilkan diantaranya tari kuthuk (anak ayam), tari Apuse, tari Pendet, tari Denok Deblong dan tari lilin. Ratusan warga dan orang tua siswa antusias menyaksikan penampilan dan pementasan tari yang di helat.

Keunikan Museum Tertua di Indonesia, Museum Radya Pustaka

Keunikan Museum Tertua di Indonesia, Museum Radya Pustaka
Keunikan Museum Tertua di Indonesia, Museum Radya Pustaka
DIGRA.ID – Keunikan Museum Tertua di Indonesia, Museum Radya Pustaka.  (IST/HeavenlyIndonesia)

Museum Radya Pustaka, adalah sebuah museum yang terletak di Jalan Slamet Riyadi Solo dan berlokasi tidak jauh dari Taman Sriwedari. Museum ini didirikan oleh Kanjeng Raden Adipati Sosrodiningrat IV pada 18 Oktober 1890, dan dinobatkan sebagai museum tertua di Indonesia. Sebelum menjadi sebuah museum, dulunya tempat ini merupakan kediaman milik seorang warga negara Belanda yang bernama Johannes Busselaar. Karenanya, museum ini memiliki nama lain yaitu sebagai Loji Kadipolo.

Museum Radya Pustaka dikelola dibawah kebijakan Pemerintah Daerah Kota Solo, yang telah memiliki status sebagai yayasan. Saat ini Museum Radya Pustaka telah berganti nama menjadi Yayasan Paheman Radya Pustaka Surakarta, dan dibentuk sejak tahun 1951.

Museum Radya Pustaka merupakan museum bersejarah yang menyimpan cerita masa lalu yang berkaitan dengan Kota Solo, seperti naskah-naskah perjuangan dan naskah-naskah peninggalan kerajaan. Museum ini memiliki banyak koleksi yang berkaitan dengan kerajaan-kerajaan di Indonesia, seperti Kerajaan Majapahit, Kerajaan Pajang, Kerajaan Mataram, dan Kerajaan Demak. Koleksi-koleksi peninggalan tersebut berupa tulisan, sastra, patung, dan peninggalan lainnya yang bertuliskan Sansekerta dan huruf Palawa.

Selain itu, di serambi bangungan museum juga terdapat banyak sekali meriam beroda, yang merupakan peninggalan dari masa kebijakan VOC pada abad ke-17 hingga abad ke-18. Tidak hanya itu, di bangunan museum ini juga terdapat banyak sekali meriam berukuran kecil yang berasal dari peninggalan Keraton Kartasura. Ditambah lagi di bangunan museum ini juga terdapat peninggalan bersejarah berupa arca-arca berbentuk Hindu dan Budha, Arca Siwa, dan Roro Jonggrang.

LIHAT VIDEO : MUSEUM RADYA PUSTAKA😍❗SURAKARTA-JAWA TENGAH😍❗

Kemudian Museum Radya Pustaka, juga mempunyai banyak sekali koleksi yang terdiri dari pusaka adat, arca, buku-buku kuno seperti buku Wulangreh karangan Pakubuwono IV, dan wayang kulit. Museum ini juga memiliki peninggalan lain yang berskala nasional hingga internasional. Seperti peninggalan tentang perjuangan pemuda tanah jawa dalam mempertahankan kemerdekaan. Sedangkan, untuk peninggalan yang berskala internasional, yaitu sebuah koleksi kotak musik yang berasal dari Perancis dengan berhiaskan bunga yang menancap diantara burung-burung kecil.

Hal yang menarik dari Museum Radya Pustaka adalah karena bangunan ini merupakan bangunan museum yang tertua di Indonesia. Tak hanya itu saja, banyaknya peninggalan-peninggalan bersejarah yang masih terjaga keasliannya dan masih terawat hingga saat ini. Selain itu cerita sejarah dibaliknya menjadi daya tarik tersendiri untuk dikunjungi oleh wisatawan dari dalam maupun luar daerah.  (Ist)

Sedekah Gunung Merapi di Boyolali, Hadirkan Kirab Kepala Kerbau

Sedekah Gunung Merapi di Boyolali, Hadirkan Kirab Kepala Kerbau
Sedekah Gunung Merapi di Boyolali, Hadirkan Kirab Kepala Kerbau
DIGRA.ID – Sedekah Gunung Merapi di Boyolali, Hadirkan Kirab Kepala Kerbau. (IST/HeavenlyIndonesia)

Masyarakat di lereng Gunung Merapi memiliki tradisi sedekah untuk memperingati pergantian tahun baru Islam tiap 1 Muharram. Melansir laman resmi Pemerintah Provinsi Jawa Tengah, jatengprov.go.id, Ahad, 8 Agustus 2021, sedekah ini dilakukan oleh warga untuk melestarikan budaya dan memohon perlindungan dari Yang Maha Kuasa agar dijauhkan dari marabahaya dan bencana.

Mengutip Jurnal Analisa Sosiologi Universitas Sebelas Maret pada Oktober 2016 yang bertajuk “Peran Sentral Figur Tokoh Adat dalam Upacara Sedekah Gunung di Desa Lencoh, Kecamatan Selo, Kabupaten Boyolali”, sedekah gunung ini tradisi yang berasal dari kisah babat alas Mbah Petruk. Dikisahkan bahwa Mbah Petruk memberi kebonan (ladang) kepada penduduk sekitar namun di daerah itu hanya ada kerbau. Hal ini menjadikan kepala kerbau sebagai salah satu sesajen dalam tradisi sedekah gunung.

Tradisi ini diselenggarakan sejak pagi hari dengan prosesi kirab budaya dengan mengarak kerbau (mahesa) untuk disembelih. Pada malam harinya warga melakukan kirab ke Joglo Merapi yang berada di puncak gunung sambil membawa kepala kerbau dan sesajen lainnya.

LIHAT VIDEO : UPACARA TRADISIONAL❗ SEDEKAH GUNUNG MERAPI❗

Sesajen ini antara lain nasi gunung (tumpeng) berjumlah sembilan, palawija, dua jenis rokok dengan merek yang sudah ditentukan, jadah bakar, panggan butho yang jumlah umbo rampe dengan jumlah dua buah.

Acara berlanjut pada pemberian kata sambutan oleh panitia dan para pejabat publik mulai dari kepala desa hingga bupati. Setelah itu dilakukan penceritaan legenda dari Sedekah Gunung Merapi.

Acara selanjutnya adalah kidung-kidungan (nyanyian) yang dilakukan oleh tokoh adat sebagai acara ujub Merapi. Terakhir, pembacaan doa dan kirab pemberangkatan sesajen. Di penghujung acara, kepala kerbau yang sudah disembelih dilarung di puncak Gunung Merapi.

Acara kirab tersebut juga dimeriahkan dengan pementasan sejumlah kesenian lokal oleh pemudi setempat, seperti Tari Soreng dan Tari Gambyong.

Peninggalan Joko Tingkir di Makam Butuh Sragen

Peninggalan Joko Tingkir di Makam Butuh Sragen
Peninggalan Joko Tingkir di Makam Butuh Sragen
DIGRA.ID – Peninggalan Joko Tingkir di Makam Butuh Sragen. (IST/HeavenlyIndonesia)

Makam Sultan Hadiwijaya, atau lebih dikenal dengan nama Joko Tingkir, di Dusun Butuh, Gedongan, Kecamatan Plupuh menjadi salah satu destinasi wisata religi yang paling banyak dikunjungi di Sragen. Lokasinya berjarak sekitar 16 km dari pusat kota Sragen.

Komplek permakaman ini berjarak sekitar 16 kilometer dari Kota Sragen, tepatnya di Dusun Butuh, Desa Gedongan, Kecamatan Plupuh. Di permakaman itu, seorang penguasa Keraton Pajang (1550-1582) yang bergelar Sultan Hadiwijaya atau Joko Tingkir dikebumikan.

Di kompleks pemakaman Butuh terdapat lebih dari 20 pusara yang dikelilingi tembok. Sembilan pusara di antaranya berada di dalam cungkup. Pusara Joko Tingkir berada pada bagian tengah cungkup itu.

Di halaman kompleks pemakaman terdapat batang kayu yang sudah keropos. Kayu itu diyakini sebagai sempalan perahu gethek yang membawa Joko Tingkir ke Dusun Butuh melalui Sungai Bengawan Solo. Sempalan gethek itu berupa belahan kayu jati sepanjang sekitar dua meter.

Jaka Tingkir merupakan putra dari Ki Ageng Kebo Kenanga dari pernikahannya dengan Roro Alit putri Sunan Lawu. Nama kecilnya adalah Mas Karebet. Ki Ageng Kebo Kenanga merupakan Adipati Pengging II (Boyolali hingga Salatiga) menggantikan ayahandanya Ki Ageng Handayaningrat (Pengging I). Sementara Sunan Lawu adalah putra dari Prabu Brawijaya V.

Mengutip artikel di visitjawatengah.jatengprov.go.id, begitu dewasa Jaka Tingkir diperintahkan supaya mengabdi. Bersama tiga sahabatnya, ia lantas pergi ke Demak melalui Bengawan Solo menggunakan gethek.

Ia menaklukkan hati Raja Demak III, Sultan Trenggono, karena berhasil menundukkan kerbau yang mengamuk. Oleh sang raja, Jaka Tingkir dijadikan menantu dengan menikahi Ratu Mas Cempaka. Joko Tingkir mendapat gelar Adipati Hadiwijaya.

Sepeninggal Sultan Trenggono situasi Demak memanas. Jalan Adipati Hadiwijaya menjadi Raja Demak dihalangi oleh kerabat yang masih satu keturunan anak cucu Prabu Brawijaya V Majapahit (Mojokerto)-Singasari (Malang). Joko Tingkir memilih mengalah.

Singkat cerita, Joko Tingkir akhirnya pergi ke Dusun Butuh di Sragen yang saat itu masih berupa hutan belantara. Ia datang tidak lain untuk berguru kepada Ki Ageng Butuh yang dikenal sebagai murid Syeh Siti Jenar. Dalam Babad Tanah Jawi, diceritakan Ki Ageng Butuh merupakan tokoh yang kali pertama melihat wahyu keprabon yang jatuh pada diri Joko Tingkir. Dia juga berperan penting dalam membantu Joko Tingkir naik takhta menjadi Raja Pajang sebelum meletus perang antara Pajang dan Mataram.

LIHAT VIDEO : MAKAM JOKO TINGKIR❗DESA BUTUH – SRAGEN – JAWA TENGAH❗

Makam Joko Tingkir banyak diziarahi warga terutama pada malam Jumat. Kebanyaka peziarah yang datang dari luar Sragen.

Makam lain yang berada di kompleks permakaman ini adalah istri Kiai Ageng Butuh, adik Joko Tingkir yaitu Pangeran Tejowulan, dan putra raja Pajang Pangeran Benowo. Meski menjadi objek wisata religi. Makam ini tidak dikelola oleh Pemkab Sragen. Ada juru kunci yang mengelolanya.

Permakaman butuh merupakan satu dari beberapa permakaman yang diziarahi oleh Musyawarah Pimpinan Daerah (Muspida) Sragen. Ziarah ke makam-makam leluhur itu sudah menjadi agenda rutin saat memperingati Hari Jadi Kabupaten Sragen.

Wisata Edukasi, Museum Manusia Purba Sangiran

Wisata Edukasi, Museum Manusia Purba Sangiran
Wisata Edukasi, Museum Manusia Purba Sangiran
DIGRA.ID – Wisata Edukasi, Museum Manusia Purba Sangiran. (IST/HeavenlyIndonesia)

Museum Manusia Purba Sangiran adalah museum arkeologi yang terletak di Kecamatan Kalijambe, Kabupaten Sragen, Jawa Tengah, Indonesia. Museum ini berdekatan dengan area situs fosil purbakala Sangiran yang merupakan salah satu Situs Warisan Dunia yang ditetapkan UNESCO pada tanggal 6 Desember 1996.

Kawasan ini merupakan Kubah Sangiran yang terletak di Depresi Solo, di kaki Gunung Lawu (sekitar 17 Km dari Kota Solo). Luas Museum Sangiran 16.675 meter persegi. Di museum dan situs Sangiran, para pengunjung dapat memperoleh informasi lengkap tentang pola kehidupan manusia purba di Jawa yang menyumbang perkembangan ilmu pengetahuan seperti Antropologi, Arkeologi, Geologi, Paleoantropologi.

Museum Sangiran ini berdiri pada tahun 1977. Pembangunan Museum Sangiran dilakukan dengan banyaknya penemuana benda-benda purbakala yang ditemukan di daerah situs manusia purba Sangiran ini Daerah situs Sangiran merupakan pusat kehidupan manusia purba pada zaman pra sejarah. Area situs merupakan jejak tinggalan berumur dua juta hingga 200.000 tahun yang lalu masih dapat ditemukan hingga saat ini.

Adalah GHR Von Koenigswald, seorang ahli paleoantropoligi Jerman yang bekerja pada pemerintahan Belanda di Bandung pada tahun 1930-an. Koeigswald meneliti manusia purba dan binatang purba di daerah Sangiran. Ia menemukan fosil Homo Erectus serta berbagai fosil binatang.

LIHAT VIDEO : MUSEUM SANGIRAN❗SITUS MANUSIA PURBA WARISAN DUNIA❗

Koenigswald juga melatih masyarakat setempat untuk mengenali fosil dengan cara yang benar saat menemukan fosil. Pada awalnya, hasil penelitian dikumpulkan di rumah Toto Marsono, Kepala Desa Krikilan hingga 1975.

Pada waktu itu, banyak wisatawan yang berkunjung ke tempat tersebut. Kemudian muncul ide untuk membangun sebuah museum. Awalnya, Museum Sangiran dibangun dengan luas 1000 meter persegi, letak museum berada di samping Balai Desa Krikilan. Bangunan museum yang representatif baru dilakukan pada tahun 1980 karena fosil yang ditemukan semakin banyak serta untuk melayani wisatawan.

Adanya penemuan baru dan kondisi lingkungan yang khas labiratorim alam, menjadikan Museum Sangiran bersama situs Sangiran sebagai pusat penelitian dan edukasi. Selain itu, keberadaan museum juga untuk menumbuhkan kesadaran dan wawasan sejarah akan pentingnya sebuah fosil untuk pengetahuan generasi penerus.

Museum Mahameru Blora, Menyimpan Peninggalan 4 Jaman

Museum Mahameru Blora, Menyimpan Peninggalan 4 Jaman
Museum Mahameru Blora, Menyimpan Peninggalan 4 Jaman
DIGRA.ID – Museum Mahameru Blora, Menyimpan Peninggalan 4 Jaman (IST/HeavenlyIndonesia)

Museum Mahameru yang yang berada di kabupaten Blora dan mengukir namanya sebagai tempat penyimpanan harta berharga yang tidak sekadar artefak bersejarah, tetapi juga cermin dari segala perkembangan yang telah membentuk Kabupaten Blora. Koleksi yang dimilikinya menghidupkan kembali jejak-jejak sejarah dan budaya yang tidak dapat dipisahkan dari identitas wilayah ini.

Museum Mahameru telah menjadi pusat penjagaan bagi berbagai artefak berharga yang berasal dari berbagai periode sejarah. Beragam peninggalan mencakup dari zaman pra-aksara, masa Hindu-Buddha, masa Kerajaan Islam, hingga masa kolonial Belanda.

Museum yang terletak di Jalan Reksodiputro, Kompleks Taman Tirtonadi, Kabupaten Blora, ini hanya berjarak 1 kilometer dari Alun-alun Blora dengan waktu tempuh tak sampai 5 menit menggunakan kendaraan pribadi.

Berdiri dengan bangunan yang sederhana namun kokoh, museum ini menanti untuk dikunjungi. Museum ini memiliki keunikan dengan dua lantai yang menyediakan ruang luas bagi koleksi-koleksi bersejarah dan budaya.

Dua lantai itu memberikan pengalaman berkunjung yang mendalam, memungkinkan pengunjung menjelajahi sejarah Kabupaten Blora dari berbagai perspektif.

Di sini, pengunjung bisa menemukan fosil gajah purba, kura-kura purba, banteng, hingga kapak perimbas dan beliung persegi yang digunakan manusia purba pada zaman pra-aksara untuk melindungi diri, berburu, dan meramu.

Peninggalan lainnya bisa ditemui, seperti pecahan keramik kuno hingga bagian atas candi sebagai artefak masa Hindu-Buddha, wayang, kitab, dan beragam media dakwah pada masa Kerajaan Islam. Selain itu terdapat pula koleksi uang koin dan kertas hingga lukisan presiden pertama Indonesia, Ir. Soekarno pada masa Kolonial Belanda.

Jika Anda sedang melakukan perjalanan ke Blora tak ada salahnya untuk mengunjungi museum ini. Museum ini bukan hanya destinasi untuk pengunjung yang ingin memahami sejarah dan sumber inspirasi bagi pelajar, peneliti, dan masyarakat umum tetapi juga memberi peluang bagi setiap pengunjung untuk melihat lebih dekat identitas unik Kabupaten Blora.

Back to Top