
Pohon bambu selama ini identik dengan bahan baku pembuatan rumah/ bangunan. Namun, di tangan-tangan kreatif, bambu ternyata bisa ‘disulap’ menjadi aneka kerajinan cantik yang benilai jual tinggi. Hal itulah yang secara turun temurun ditekuni oleh warga masyarakat Dusun Brajan Sleman.
Hampir 90% warga masyarakatnya saat ini menekuni usaha kerajinan bambu dengan berbagai macam desain dan ukuran. Keahlian (skill) mereka dalam memproduksi kerajinan bambu diperoleh dari simbah (nenek moyang) yang sejak dahulu juga dikenal sebagai pengrajin bambu.
Salah seorang pengrajin yang sejak puluhan tahun lalu mengembangkan produksi kerajinan bambu di Dusun Brajan adalah Bapak Sulisman (51). Pria yang dikenal juga sebagai Pak Dukuh/ Kepada Dusun Brajan tersebut merupakan generasi ketiga sebagai pengrajin bambu setelah simbah dan orang tuanya. “Pada awalnya, mereka (orang tua) hanya mengerjakan pembuatan tempat nasi (bakul) saja, kemudian tahun 90’an kita sebagai generasi penerus mulai mengembangkan produk, baik dari segi desain maupun teknologinya,” jelas Pak Sulis.
Dengan ketekunan yang dimiliki seluruh warganya, akhirnya Brajan mulai dikenal sebagai salah satu sentra produksi kerajinan bambu, bahkan secara resmi dikukuhkan sebagai Desa Wisata Kerajinan Bambu Brajan.
LIHAT VIDEO : KERAJINAN BAMBU😍❗ PRINK MAS 😍❗SLEMAN-YOGYAKARTA❗
Bagi Pak Sulisman, dikenalnya Brajan sebagai sebuah desa wisata sedikit banyak mampu mengangkat kesejahteraan para warganya.
“Dengan status sebagai desa wisata, akhirnya banyak donatur dan investor yang mau membangun beberapa infrastruktur pendukung di Brajan, diantaranya pembangunan jalan, gapura, dll,” imbuhnya.
Sehingga, dengan adanya fasilitas yang lebih layak, banyak wisatawan yang tidak mengalami kesulitan lagi untuk menjangkau lokasi-lokasi kerajinan bambu yang tersebar di seluruh wilayah Desa Brajan.
Sementara untuk Prinx Mas sendiri, Pak Sulisman mengaku saat ini mampu memproduksi ratusan jenis kerajinan setiap bulannya. Produk-produk tersebut antara lain keranjang buah, tempat tissue, keranjang hantaran, tempat nasi, lampu-lampu hias, piring-piring, dll.
“Selama ini kami memproduksi sesuai dengan pesanan, jadi jumlahnya tidak menentu, pernah kami memproduksi 7.000 pcs dalam 2 bulan, namun rata-rata berada pada kisaran 100-400 pcs/ bulan,” terang bapak tiga orang putra tersebut. Aneka produk kerajinan tersebut dijual dengan harga Rp.1.500,00-Rp.300.000,00/ pcs, tergantung jenis dan ukurannya.